
TEROPONG—Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Tambrauw Daerah Istimewa Yogyakarta (IPMT-DIY) mendesak pemerintah Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya untuk ‘segera merenovasi fasilitas asrama’ yang rusak. Asrama tersebut kini berusia 50-an tahun.
Joserizal A. H. Titit, Penanggungjawab IPMT-DIY mengungkapkan, ia merasa terganggu dan tidak nyaman tinggal di asrama karena banyak fasilitas seperti WC, kamar mandi dan kamar tidur mengalami kerusakan serta kurangnya alat-alat perabotan rumah tangga.
Tak hanya itu, saat musim hujan karena genteng bocor, menyebabkan ruangan tergenang air dan plafon di beberapa titik jatuh.
Akibatnya, dalam pantauan TEROPONG, per hari ini mahasiswa yang tinggal di asrama hanya berjumlah 26 orang, dari yang seharusnya bisa lebih sesuai kapasitas asrama.
Beberapa kamar rusak ditinggalkan penghuninya, sebab tak kunjung diperbaiki dan terpaksa pindah ke indekos dengan biaya sendiri.
“Situasi dan kondisi tersebut sudah lama terjadi, sebelum saya masuk kuliah tahun 2021, namun sampai sekarang belum ada perubahan,” kata Jose, sapaannya saat diwawancarai TEROPONG pada Selasa, 13 Mei.
Menurutnya mahasiswa butuh kenyamanan, karena rasa nyaman merupakan pendukung dalam proses pendidikan.
Ia pun berharap pemerintah Kabupaten Tambrauw merespon aspirasi mahasiswa untuk segera melakukan perbaikan atau renovasi fasilitas asrama, sebab ini kebutuhan seluruh mahasiswa Kabupaten Tambrauw yang sedang mengenyam pendidikan di Yogyakarta.

“Kebutuhan pribadi kami bisa penuhi sendiri, tetapi ini untuk kebutuhan organisasi, sehingga perlu dipenuhi, direspon dan diakomodasi,” kata mahasiswa tingkat akhir Program Studi (Prodi) Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) ‘APMD’ Yogyakarta tersebut.
Namun demikian, ungkap Jose, bukan hanya fasilitas fisik yang perlu diperhatikan, melainkan juga bagaimana upaya pemerintah memberdayakan manusianya, karena ‘generasi yang saat ini sedang mengenyam pendidikan adalah masa depan Kabupaten Tambrauw’.
Lebih lanjut, Jose menegaskan bahwa pemerintah Kabupaten Tambrauw ‘tidak boleh diskriminatif’, tetapi bersikap adil bagi semua mahasiswa Kabupaten Tambrauw yang tersebar di seluruh Nusantara, dari Sabang-Merauke.
“Selama dia dari Kabupaten Tambrauw serta mau berproses, belajar dari kesalahan, serta komitmen yang kuat untuk menjadi lebih baik, maka perlu didukung dan difasilitasi. Bukan karena yang satu merapat dan dekat, yang jauh dilupakan, melainkan dirangkul, ditarik jadi dekat. Baru baku gandeng,” katanya.
Senada dengan Jose, Ketua IPMT-DIY Periode 2024-2026, Alo Kinho mengatakan, pemerintah Kabupaten Tambrauw perlu memberikan perhatian terkait fasilitas asrama yang kurang memadai.
Apalagi pada Februari 2025, Dinas Pendidikan Kabupaten Tambrauw melakukan kunjungan ke asrama IPMT-DIY dan ‘berjanji akan menangani apapun yang masih rusak’, tetapi ‘sampai sekarang belum ada tindak lanjut,’ kata dia pada Selasa, 13 Mei.
“Kami meminta pemerintah kabupaten untuk perhatikan kami karena mengingat Juni sudah masuk Tahun Ajaran Baru dan mahasiswa baru akan datang. Ya, kita utamakan soal tempat tinggalnya, kami mohon pemerintah kabupaten untuk perhatikan,” pintanya.
Sementara itu, Noel Syufi, Koordinator Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) IPMT-DIY Periode 2024-2026 mengatakan, ‘mahasiswa adalah aset daerah’ ke depan.
“Bagaimana kita menjawab kebutuhan orang Tambrauw lima sampai sepuluh tahun ke depan, jika dari awal saja kita tidak didukung dan pemerintah kabupaten Tambrauw tidak memperhatikan kita,” kata Noel pada Selasa, 13 Mei.
Ia menyampaikan, jangan sampai orang asli hanya jadi penonton di tanahnya sendiri dan dikuasai orang luar lantaran sikap pemerintah yang tidak serius mengurus sumber daya manusia (SDM) Kabupaten Tambrauw.
Noel berkata, anak-anak Kabupaten Tambrauw punya hak yang sama, dan bila ada kegiatan-kegiatan mahasiswa yang penting, pemerintah Kabupaten Tambrauw wajib dukung, karena itu menyangkut bagaimana meningkatkan kualitas mahasiswa IPMT.
“Kami berharap bila perlu ke depannya pemerintah Kabupaten Tambrauw adakan diskusi publik. Undang seluruh perwakilan mahasiswa berbicara mengenai hal-hal urgen yang mereka butuhkan untuk disampaikan langsung kepada pemerintah Kabupaten Tambrauw,” tutupnya.





























